Test Footer

Tipe-tipe Manusia Menjelang Pergantian Akhir Tahun

11 Quotes Soekarno Yang Paling Terkenal Untuk Mengenang Perjuangannya - Siap-siap menghadapi mereka di akhir tahun nanti yes. Yang mungkin tinggal menghitung jam saja.
Akhir tahun emang paling ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Biasanya sih untuk merayakan pergantian tahun gitu, menandakan bahwa tahun depan udah berganti angka. Yang 2016 ganti ke 2017, meninggalkan kenangan lama di tahun lalu dan menggantinya dengan tahun baru. Sekarang udah tanggal 31 Desember 2016 dan malamnya udah ganti tahun nih. Anda kudu banget mengamati peradaban sekitar anda, terutama keluarga, temen, pacar mungkin, atau siapa pun yang ada di sekitar mereka. Karena anda bakalan melihat berbagai macam tipe-tipe manusia yang muncul waktu pergantian akhir tahun. Coba amati apakah mereka salah satu dari yang di bawah ini… 

1. Party All Night Long
Ini nih, manusia yang waktu pergantian tahun kudu banget dirayakan. Pokoknya ngerayain pergantian tahun kudu meriah banget. Entah bakalan party, BBQ sama temen, daki gunung buat lihat sunrise, sampai nyewa orkes buat joget sekomplek. Padahal kan lagi akhir bulan yak tanggal 31 Desember, tapi duitnya banyak banget buat pesta akhir tahun.
2. Home Sweet Home
"Nggak boleh berfoya-foya, di luar sana bahkan banyak orang yang lebih membutuhkan ketimbang saya"
"Lebih baik saya membantu sesama aja yang membutuhkan, ke panti asuhan kasih sumbangan, atau ke rumah mantan beri pelukan #huwek"
"Pokoknya saya tahun depan kudu lebih baik dari sekarang, saya janji"
"Tahun baru pasti macet banget, lebih baik di rumah sama keluarga, bikin renungan refleksi diri biar bisa jadi pribadi yang lebih baik"
Kalau yang begini sih, tipikal home sweet home banget karena dia nggak bakalan kemana-mana waktu tahun baru. Karena baginya ketika mengadakan bahkan ikutan pesta tahun baru itu adalah tindakan foya-foya yang tidak menguntungkan pribadinya. Menurut manusia yang punya tipe seperti ini sih lebih seneng merenung, minum susu, buka notebook, sharing dengan keluarga atau teman mengenai impiannya di tahun depan. Sungguh mulia hai kau kawan.
3. Tahun Baru Ini Milik Kita, Sayang
Yang ini udah bisa lo tebak nggak? Malam tahun baru tipe manusia yang begini sih biasa dihabisin sama pacarnya. Biasanya jauh-jauh hari sebelum malam tahun baru, mereka udah atur rencana tempat dan kegiatan pada malam tahun baru. Entah makan malam bareng, main kembang api #awaskebakar, atau keliling kota. Kalau buat yang LDR sih biasanya pada telepon atau video call menjelang pergantian tahun. Biasanya hal-hal yang diobrolin ketika telepon adalah berbagai kejadian lucu yang telah di alami pada tahun ini, keinginan di tahun yang akan datang, menghitung mundur detik – detik pergantian tahun sampai acara puncaknya dengan perkataan “ Selamat tahun baru sayang, semoga kita makin langgeng ya kedepannya, aku sayang kamu “. Aciee *geli geli geli.
4. Icik kamu, Icik. Bericik Deh!
Ini adalah jenis manusia yang paling menyebalkan. Kerjaannya bawa rusuh haha. Udah buang sampah sembarangan terus bikin gaduh dengan lempar petasan ke rumah orang lain. Yang parah lagi kebut-kebutan, knalpotnya icik bericik deh! Jangan icik ya gengs, nanti ditangkep sama polisi yang lagi patroli zebra malah ketangkep deh kamu. Nggak mau kan pergantian tahun malah kena apes? hmm.
5. Bomat, Bodo Amat
Huuuuuffft, kalau yang ini sih isinya bobok alias tidur melulu. Nggak peduli mau pergantian tahun, ada diskon akhir tahun di mall, temen-temen pada nongkrong, semua motor pada berisik di jalan, dia bakalan bobok se-nyenyak mungkin tak peduli halangan dan godaan berlalu lalang. Sengaja long weekend diisi dengan istirahat eh ternyata keterusan tidur seharian sampai ganti tahun. Nggak kerasa ternyata dia bobok selama itu, ya selama setahun. Hebat.

Udah deh, sekarang mumpung tanggl 31 Desember 2016 kamu langsung aja pantengin orang-orang terdekat anda mereka ini masuk ke dalam tipe di atas nggak? Kalau ada, coba cerita ke saya melalui komentar dibawah! gimana mereka waktu pergantian akhir tahun haha. Kalau anda masuk tipe manusia yang mana nih di pergantian akhir tahun?


Itulah Tipe -Tipe Manusia Menjelang Pergantian Akhir Tahun yang mungkin akan anda temui di sekeliling anda, atau bahkan anda sendiri yang termasuk salah satunya di antara pemaparan diatas. Jika iya, silahkan komentar dibawah dan jika yang anda jumpai itu orang lain, silahkan ceritakan juga dibawah. Terima Kasih dan selamat tahun baru.

11 Quotes Soekarno Yang Paling Terkenal Untuk Mengenang Perjuangannya


11 quotes soekarno yang paling terkenal untuk mengenang perjuangannya
soekarnosumber pic: Portal Infokom



  1. Kota Sejuk Dengan Sentra Perguruan Tinggi Negeri Terbanyak Di Indonesia - adalah artikel yang admin posting beberapa hari yang lalu yang isinya berbagi informasi mengenai seputar universitas negeri maupun swasta yang ada di kota malang, barang kali dari kawan-kawan ada yang minat kuliah di malang. Sengaja admin posting tujuannya untuk memudahkan sobat semua, dan jangan khawatir universitas tersebut adalah universitas terbaik yang ada di kota malang, mutu pendidikan nya sudah tidak di ragukan lagi.


Menurut  wikipedia Ir. Soekarno adalah orang yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, dan ia sendiri yang menamainya.

Soekarno, pasti kamu kenal dong dengan nama satu ini. Yup, dia adalah presiden pertama republik Indonesia yang memainkan peranan penting dalam kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. 

Jasa soekarno bisa dibilang sangat besar bagi bangsa Indonesia, setelah ratusan tahun dijajah, akhirnya Indonesia berhasil merdeka pada tahun 1945. Banyak pejuang yang berkorban disana, satu diantaranya adalah soekarno yang menempuh jalur diplomatis.

Banyak kata-kata bijak yang muncul dari buah pikiran soekarno..

Berikut ini adalah 11 kata bijak soekarno untuk mengenang dan meneruskan perjuangannya.


Ir. Soekarno
Bintang.com

1. Bangsa yang besar adalah   bangsa yang menghargai jasa pahlawan nya.

2. Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika ngkau jatuh, ngkau akan jatuh     diantara bintang-bintang.

3. Perjuanganku lebih mudah karna mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karna melawan bangsamu sendiri.

4. Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia.

5. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta. Apalagi jika bantuan-bantuan itu di embel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bistik tapi budak.

6. Kalau perempuan itu baik, maka jayalah negara. Tetapi kalau perempuan itu buruk, maka runtuhlah negara.

Ir. Soekarno
beritatrendz

7. Barang siapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam.

8. jangan sekali" meninggalkan sejarah.

9. apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka      jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.

10. orang tidak bisa mengabdi kepada tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia, tuhan bersemayan di gubuknya si miskin.

11. Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, tapi satu orang pemuda dapat mengubah dunia.

Demikianlah 11 Quotes Soekarno Yang Paling Terkenal Untuk Mengenang Perjuangannya di indonesia tercinta ini jangan pernah kita melupakan perjuangan beliau, karena beliau adalah orang yang sangat krusial dalam kemerdekaan bangsa ini.

Jika anda suka postingan di atas silahkan like, share and koment sebagai apresiasi nya. Tanks 


warningBagi anda seorang blogger yang ingin meng-copy paste artikel saya harap sertakan link sumber, dengan begitu anda mematuhi aturan dan menghargai penulis. Namun alangkah baiknya jika anda menulis artikel dengan pemikiran anda sendiri, itu justru terlihat hebat.

Kumpulan Puisi Dengan Tema Indahnya Pagi, Heningnya Malam (part 1)

Kumpulan Puisi Dengan Tema Indahnya Pagi, Heningnya Malam (part 1)
Mobogenie.com
 Kumpulan Puisi Dengan Tema Indahnya Pagi, Heningnya Malam- Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel yang admin posting pada minggu lalu, jadi dengan adanya postingan puisi ini diharapkan para pembaca bisa lebih bersemangat dalam menjalani hari-harinya. Dan diharapkan juga kumpulan puisi ini bisa menjadi motivasi dalam belajar maupun ketika akan berangkat bekerja.

Bila Pagi Menelan Malam

Kokok ayam yang terdengar  mengabarkan  pagi segera datang. Aku tidak tahu bagaimana ayam jago itu mengetahui datangnya pagi. Karena setiap kokoknya yang pertama, sudah bisa dipastikan waktu subuh belum tiba.

Bukankah ayam sudah rabun semenjak senja menjelang?

Jadi apa yang membuatnya tahu? Insting?

Bisakah ayam merasakan perubahan udara  malam ke dini hari?
.
Ketika pagi dimulai, sinar matahari di ufuk meningkatkan suhu udara bumi. Dengan perlahan mengikis udara dingin malam menjadi hangat. Kepekaan inilah yang dimiliki oleh sebagian hewan.

Hewan-hewan noturnal bersiap kembali ke sarang. Aktivitasnya digantikan oleh hewan-hewan siang hari.

Dan tahukah tentang sebuah mitos, bila ayam berkokok di malam hari, pertanda ada wanita hamil tanpa suami?

Yang ini aku tidak tahu mengapa. Yang aku tahu pada umumnya ayam berhenti berkokok bila hari mulai senja. Dan mulai lagi menjelang fajar.
.
Malam-malam di perkampungan selalu sunyi, hembusan mitos begitu kental seperti adanya mitos berkeliarannya makhluk-makhluk halus. Gendruwo yang tinggi besar, berewokan, hitam dan makhluk lain sebangsanya.

Rasa takut semakin mencekam, apalagi lampu 'senthir' yang menempel di tiang kayu, dengan nyalanya yang  temaram, berkedip-kedip di sapu angin dari celah dinding bambu. Seakan hidup sungkan, matipun tak mau.

Belum lagi ditambah lolongan anjing di tengah malam. Seakan-akan ada sesuatu yang mengancam jiwa manusia.

Aku menjadi salah satu bagian dari ketakutan itu. Bahkan untuk berbicarapun hanya berani berbisik-bisik, takut ada yang mendengar. Kalau terpaksa hendak ke jamban yang letaknya beberapa meter di belakang rumah, harus ada yang menemani.

Malam dingin dan gelap, bila terbangun di tengahnya, aku menahan diri dari gerakan yang tidak perlu. Diam hingga akhirnya subuh datang. Saat itulah aku bisa tersenyum, melepaskan ketegangan, dan berani beranjak dari dipan kayu yang mencicit.

Lalu kain penutup jendela disibakkan, pintu rumah dibuka lebar, dan lampu  'senthir' dimatikan. Semua orang menyambut pagi seolah menyambut datangnya seorang putri.

Malam dingin yang serasa di pemakaman, berangsur-angsur menghilang berubah menjadi dunia yang cantik, segar, indah, dan penuh warna. Seakan-akan dunia ini akan hidup selamanya.

AnneAhira.com

Heningnya Malam, Indahnya Pagi

Di gelap malam jiwa mulai tenggelam. Mimpi menggantikan gelombang kehidupan nyata. Hanya dengkuran bagi ia yang merugi.

Seyogyanya, sunyi ini teramaikan oleh ricuh gerombolan kata penyesalan. Tergemuruh oleh isak dalam dada. Menyesali dedosa tertumpuk di siang tadi. Ialah jiwa perindu surga.

Dalam sunyinya malam, hati tertambat pada kuasaNya. Mengharap ampunan atas segala durhaka. Sujud dalam tahajud merayu cinta-Nya. Itulah jiwa yang mulia.

Sunyi malam menghantar khusuk jiwa. Ayat-ayat suci dan kalimat dzikir terlantun dalam haru. Teriring derai air mata laiknya glatser Himalaya. Demi sebuah naungan di mahsyar-Nya.

Istighfar terucap hingga fajar menyingsing. Lalu semburat cahaya di ufuk timur, mengawali pagi. Mentari terbit perlahan menebar sinar.

Tiada arti dingin bebulir embun, jika tak ada dzikir yang membasah lidah. Apalah arti sejuk segar udara terhirup, jikalau syukur tak terungkap. Apalah indahnya pagi tanpa harap cemas terhadap kuasa Ilahi.

Pagi menjumpa, Ilahi berbagi. Rizki tercurah, maka ambillah. Raihlah ia dengan rekaat dhuha. Mengharap kasih dari Pencipta. Sambunglah asa menuju surgaNya. [Fauzi A. Al Hanin]

 Ketika itu, heningnya pagi....

Inginku ucapkan bahasa cinta murni dihati, saat kita duduk dikursi taman kota. Namun apalah daya mulut ini memproses tentang bahasa keseharian, bersertakan getaran firasat hati.
Dan hanyalah bola mata memancarkan bahasa lugu tentang cinta, selama ini tumbuh dihati maupun fikiran. Aku pernah mengungkapkan, " ngkaulah kekasih hatiku, bukan kekasih tubuhku". Dengan bahasa catatan kala itu, lalu dirimu menjawab, " aku belum bisa menjalani tentang cinta". Ngkau jawab dengan tegas, dengan cara selama setelah itu sampai sekarang ngkau tak pernah mendapat kekasih.
Tetapi bila aku menyampaikan tentang bahasa rindu, ngkau menjawab, " diriku juga merindukan dirimu ", yang ngkau jawab dengan perlahan, sesaat memandang kedua jari-jari tanganku sedang memegang sebuah barang.

Kelu ku sembunyikan

Tiada kata yg bisa ku ucap selain membalas salam yg dia ucapkan...
Malam ini lagi lagi lidah ku kelu krn tiba-tiba keram melihat wajahnya yg keterlaluan...
Hanya hati berbisik malu ingin mengatakan saat waktuku tersita tatapan indah dibalik senyuman...
Terima  kasih...sebenarnya selalu ingin kukatakan krn kau telah hadir mewarnai kebaikan...
Menuntunku menemukan arti dari kegelisahan...
Krn malam ini ku tau arti kenapa ku menyembunyikan...

Isdaryanto.com


 Judul : (belum di tentukan)
Penulis : Aam Al Azru

Ketika mata ini terpejam, apakah akan tertutup selamanya?

Perlahan netra kubuka
Dapat kurasakan kesadaran menjelma
Menghirup segarnya pagi
Merasakan hangatnya mentari
Nikmat-Mu masih terus kurasakan
Mensyukuri segala yang Engkau beri
Untuk menikmati hari ?

Siangpun beranjak pergi
Bulan menampakkan diri
Namun, Bintang tak lagi menemani

Sepi yang terasa
Seperti malam sebelumnya
Mengingat akan memori
Kesadaran untuk evaluasi diri ?

Malam Indahnya Pagi

Melihat masalah pada dunia dewasa atau bahkan renta ini bukanlah hal yang sulit diutarakan. Memang sebagian orang menganggap zaman modern ini seperti mentari tersenyum dipagi musim semi, itu anggapan orang yang mampu mengalahkan ego hinga bisa memanfaatkan teknologi dengan kemampuan tingkat dewa dan fasilitas super yang bisa dimiliki, tapi bagi mereka yang kalah dengan peradaban dan tertelan oleh zaman hingga melahirkan  penerus peradapan yang rata-rata memikirkan diri sendiri dan individualis. Tapi sulit untuk menyalahkan salah satu pihak, karena alasan hak sebagai manusia yang dapat memilih jalan hidupnya sendiri.

Lalu apa yang akan terjadi ketika keheningan malam mendera dunia dengan bencana yang berkesinambungan, dari Sabang titik nol negeri hingga ujung Merauke bisa dilihat masalah yang silih berganti seperti awan panas Sinabung diutara Sumatra, gelapnya Riau dangan kabut asap, meluapnya Musi diPalembang, hingga menyebrang melalui pelabuhan Merak dan menuju keperselisihan antar umat Ibukota, bergeser ketanah pasundan dengan runtuhnya permukaan tanah dan yang belum juga surut banjir yang merendam, kemudian amukan Bengawan Solo hingga kedaerah sebrang, lalu terbang kepulau terbesar Kalimantan yang dari ketinggian terlihat botak karena khilafnya pihak tak bertanggung jawab, tidak berhenti disana lihatlah disekitar Poso sekumpulan rakyat yang lemah iman menganggap jihad tapi tidak tepat sasaran, dan masalah yang mengakar dinegeri sebelah Timur tentang perselisihan antar suku dan saudara.

Kalau sudah begini siapa yang ingin dipersalahkan, penguasa negeri atau masyarakat sebagai pelaku utama. Adakah yang bisa kita lakukan? Pasti ada, dimulai dari diri sendiri apakah yang kita lakukan sudah baik sehingga manusia, alam, bahkan ILAHI layak membalas dengan baik pula atau masih ada yang kurang. Terlepas dari keadaan diluar kemampuan manusia, tapi yang terpenting adalah usaha maksimal yang telah kita lakukan.


Tuk! Tuk!

Rinai hujan mengetuk jendela kaca, mengusik keheningan malam. Tubuh ringkihku menyungkur di atas hamparan sajadah lusuh, mengorek semua luka dan kelam yang pernah ada. Ini kali pertama semenjak lima belas tahun lalu kudengar betapa istimewanya sepertiga malam, waktu spesial diijabah do'a. Itulah targetku pada awalnya.  Sesungguhnya aku malu, tapi... apa boleh buat kota ini telah menyulapku menjadi makhluk oportunis yang hedonis.

Rinai hujan masih enggan membiarkan keheningan menemani sang malam. Aku tergugu. Tanpa kusadari tubuhku perlahan terasa ringan. Jiwaku melebur dalam nyanyian sang hujan...
Cicit keluarga pipit di dahan jambu biji membangunkanku. Cahaya mentari  menyilaukan mata, membuatku tergopoh bangkit, menyibak tirai bermotif zebra.  Seketika aku terpana. ah! Kenapa aku tak pernah melihat pagi seindah ini?

Dipacarin.Com

Tema: Indahnya pagi, heningnya malam
by: Diana

Saat fajar merekah di ufuk timur, lembaran baru mulai terbuka. Hari yang baru dengan kisah yang baru pula. Mentari tersenyum hangat memberi semangat kepada dunia. Menemani langkah-langkah kecil yang berjuang menggapai cita.

Udara masih segar, menyejukkan pikiran menumbuhkan harapan baru. Tak hanya itu, semangat yang mulai padam kemarin kembali menggebu-gebu. Tak sabar ingin berlari dengan segenap asa dalam genggaman.

Jalan tak selalu lurus, ada saja kelokan di kanan kiri. Jalan tak selalu mulus, ada saja lubang di sana sini. Tak ada jalan tol untuk mencapai mimpi itu. Tak ada jalan alternatif untuk cepat sampai ke tujuan itu. Semua butuh proses yang tak sebentar. Tapi, proses yang tak terlalu lama pula.

Melangkah tanpa ragu, karna ragu hanya akan menimbulkan keraguan lain. Berjalan bersama mentari, walau semakin ke barat cahayanya terasa terik.

Ketika jatuh, bangkit lagi, tak peduli berapa kali terjatuh dan terluka. Jangan mengeluh! Jangan menangis! Ingat selalu akan mentari yang terus tersenyum kepadamu. Teruslah berjalan meski sejuta rintangan menghadang. Dan, saat malam tiba, kau akan dapati ratusan juta bintang yang menenangkan hatimu. Sungguh, lelahmu akan terobati.

Di pagi hingga sore, berlarilah bersama mentari. Di malam hari, tertawalah bersama bintang, dan bermimpi bersama rembulan. Hingga suatu saat nanti, kamu sampai pada puncak perjuanganmu. Di sana, kamu akan selalu tersenyum entah itu pagi, siang, sore, ataupun malam.


Membangun dan Berkomunikasi Terapi
Oleh: Nuriani

Pagi hingga sore tadi Alhamdulillah Allah mengizinkanku untuk mengikuti suatu motivational coaching. Aku paling suka sekali dengan yang namanya memotivasi diri sendiri. Ada beberapa alasanku untuk mengikuti diskusi ini. Pertama : Aku tipikal orang yang haus akan ilmu. Ilmu apapun seakan ingin aku ketahui. Kenapa? Karena ku tau, semakin banyak ilmu yang kita ketahui, tentunya kita akan mampu melihat berbagai hal dari perspektif yang luas. Kedua: Aku suka hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan, kejiwaan, filsafat, serta segala hal tentang otak. Ketiga: Aku ikut kegiatan ini karena suatu ajakan.

Ok, langsung saja aku akan sedikit mereview apa yang telah aku dapat hari ini. Bagiku aku mencoba menulis bukan untuk gaya-gayaan. Melainkan hanya sekedar berlatih menulis dan mencoba menjadikan ilmu yang telah ku dapat menjadi bermanfaat. Karena ilmu semakin dibagikan akan semakin bertambah, bukan?

Motivational coaching tadi membicarakan tentang cara berkomunikasi yang efektif. Tentu kita semua sepakat bahwa dalam hidup, tak bisa tidak bahwa kita senantiasa harus berkomunikasi. Lalu, apa itu komunikasi? Komunikasi ialah penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan. Dan lalu apa itu komunikasi yang efektif? yaitu tatkala sang komunikan dapat memahami dan melakukan sesuai apa yang dimaksudkan oleh sang komunikan.

Komunikasi yang dibahas dalam diskusi ini sebuah komunikasi yang lebih spesifik, komunikasi dalam mempengaruhi dan menjadikan lawan bicara semakin baik, semakin positif dalam memandang kehidupan ini. Sungguh, sebenarnya ketika orang itu terpengaruh menjadi orang yang semakin baik, itu bukan karena kita. Itu karena motivasi dirinya yang bangkit kembali setelah berkomunikasi dengan kita. Karena motivasi terbesar adalah motivasi dari dalam diri sendiri.

Dalam berkomunikasi, kadangkala kita merasa benar, pihak lain yang bertolak belakang dengan kita, dia salah. Kenyataannya dalam berkomunikasi ada beberapa prinsip yang harus kita perhatikan dalam berkomunikasi:

1. Otak kita adalah Peta, bukan kenyataan yang sebenarnya.
Segala sesuatu yang kita lihat, kita dengar, kita rasakan, kita cecap, dan mungkin pernah kita cium akan terekam dalam otak kita. Nah yang terekam adalah apa yang telah masuk dalam otak kita, bukan kenyataan yang sebenarnya. Pastinya kita pernah tau dan mendengar, 'Kita hanya akan mengingat memori yang kita anggap penting'. Ini prinsip otak.

2. Setiap orang itu unik berdasarkan dunia mereka sendiri.
Setiap orang juga benar. Benar menurut siapa? Menurut persepsi mereka masing-masing. Maka, dalam berdebat, tidak akan pernah selesai karena kedua pihak selalu merasa benar dan tidak mau mengalah. Padahal benar itu relatif. Benar menurut pendapatnya masing-masing. Untuk mampu memahami orang lain yang berbeda pemahaman dengan kita. Sebaiknya kita mencoba mendengarkan dia. Mencoba bersikap asosiasi dan disosiasi. Berempati dan bersimpati.

WowKeren.com

judul : Pelukan Malam terakhir

malam  menyentak pada titian malam
merebah dan menyentuh relungku
duhai malam ku…

lantunan kata ku mala ini, mungkin mengisahkan sesuatu
dari sekian sajak-sajak dituliskan mereka
dari keheningan malam – malam ini,
berdegup kencang jantungku
sampai menyual gemanya
memecah kesunyian dalam rindangnya malam

wahai para perindu..
sejarak jauh hadang dalam rindang
dalam degupan malam
nyanyian malam pecah pada hantaran hati
dari kerinduan seorang insan pada satu insan

Ahh.. Malam menyentuh akan dingin
beku akan ingin..
Lihatlah kunang-kunang malam
menyambut para dewi malam
yang melambaikan selendangnya dalam hening..
melabuhkan hening untuk para para pencari hati yang bening

dan engkau adalah inginku
Pada mahkota malam ini

sebelum pagi datang,
dari sinarnya meng’indahkan sekitarnya
ijinkan aku membelai mu sesaat saja
sebelum kabut tipis turun dalam lambaian
menarik rinai dalam lembah rindu
yang singkat dalam dekapan erat

yuitayuth.blogspot.com

Judul : "MALAMKU MENYAMBUT PAGIKU"
Penulis : Gustia Mardalena

Hujan deras tiba-tiba mengguyur kala senja tiba. Meninggalkan matahari yang segera tenggelam dan bersiap menyantap malam yang akan segera hadir. Kini langit bertemankan bulan yang tertutup. Bintang pun sepertinya tak nampak malam ini.

Aku berusaha tenang dan mencoba berdamai. Berdamai dengan diri sendiri, agar aku lebih merasakan nyaman dari hiruk pikuknya kehidupan. Malam, sepertinya akan menjadi waktu rutinitasku untuk menghilangkan penat, sekaligus mengevaluasi hariku dengan penuh perhatian. Dengan sedikitnya ilmu yang aku dapat, juga dengan sedikitnya bumbu-bumbu yang menjadi penghias alur hidupku.

Sejenak aku menaruh pandanganku pada sebuah foto yang terpampang jelas di dalam ponselku. Aku hendak mencoba membayangkan dan menarik kembali apa-apa yang sudah aku lakukan sepanjang hariku, ya hari-hariku.

Siang yang telah menjadi saksi atas tindakanku, atas ucapanku dan atas sikapku. Akankah aku bernaung pada sesuatu yang memberi manfaat? Ataukah aku hanya menjadi sosok yang membuat kegaduhan atas andil dari kejadian-kejadian yang terjadi atau yang akan terjadi?

Aku menghela nafas...
Tak sedikit alasan bermunculan di kepalaku. Menarik kuat agar keluar dari pemikiran-pemikiran atas perenunganku.

Aku... Lagi-lagi menjadi peran utama atas kekacauan yang ada. Akulah penyebabnya, akulah yang merusaknya sendiri, aku yang telah mengacaukan suasana menjadi dingin, kaku dan akhirnya menjauh.

Kehangatan atas kedekatan ikatan yang telah ada, kini hanya tinggal puing-puing berserakan. Pedih aku melihat reruntuhan itu, di mana aku yang sudah susah payah membangun sebuah ruang kosong yang aku isi dengan keramahtamahan, kepercayaan, kenyamanan, dan perbantuan-perbantuanku. Kini semua hancur...! Hancur oleh tanganku sendiri, atas kecerobohanku yang telah salah cara menyampaikan apa yang aku maksud, apa yang aku ingin dan apa yang aku tujukan.

Bodoh...! Aku sangat bodoh hingga aku tidak bisa membaca dan mengamati sebuah perlakuan baik, sikap baik, tanggapan baik juga ucapan yang baik. Padahal semua sudah aku dapatkan di depan mata, tapi aku tak bisa memegang dan menggenggamnya dengan baik dan bijaksana. Aku terlalu bodoh, karena prasangka yang menyetir diriku, aku terlalu lemah dan menuruti apa kata prasangka. Aku yang selalu menebak-nebak dan mengira apa yang aku tangkap dari tiap kejadian. Dan menjadikan itu sebagai alasan yang mutlak dan final. Terus menerus menekan diriku, pikiranku juga jiwaku. Aku terpengaruh oleh anganku sendiri. Aku terikat oleh persepsi dan argumen yang belum tentu benar adanya. Lalu aku menjadikan itu semua sebagai dasar dari setiap lisan dan tulisanku. Sikap juga sifatku.

Lagi-lagi aku katakan, aku bodoh...!

Aku buta dan tuli karena aku telah kalah dari permainan si prasangka yang terus menggodaku. Berputar-putar mengelilingiku hingga aku tak mampu melihat satu persatu kebenaran yang sesungguhnya, keaslian dan kenyataan yang sebenarnya.

Aku...  Aku menyesal telah merusaknya. Aku menyesal telah membuat semua yang awalnya hangat menjadi dingin, yang awalnya mencair menjadi kaku, yang awalnya dekat jadi menjauh...

Aku sedih... Kadang aku selalu menangis atas apa yang telah aku perbuat. Terisak-isak, menahan sesak yang teramat dalam. Menahan sakit atas kepedihan yang aku sayat sendiri. Menahan beban berkepanjangan hingga aku lelah tak berdaya.

Apa yang aku dapat atas perjuanganku selama ini? Selain penyesalan yang teramat sangat. Hingga aku harus menanggung malu bertubi-tubi karena sikapku sendiri. Dan harus rela kehilangan sosok yang aku cari dan aku impikan sejak dulu. Yang telah aku bina namun kandas karena pemikiran-pemikiran yang salah dan keliru. Karena sikap dan perlakuanku yang tak wajar, berlebihan dan aneh, hingga tak bisa ditolerir lagi.

Kini, aku kembali sendiri dengan kehampaan dan tangan kosong. Dengan tenaga dan pikiran yang terkuras dan tercurah tapi hilang terhempas begitu saja.

Aku yang menjadikan semua kelam, menyakitkan dan menyedihkan. Aku mungkin pantas dikatakan sebagai pecundang. Pengkhianat atas janji dan tujuanku sendiri.

Aku, aku telah kalah dan mengaku salah. Beralih pada perhatian yang menyelimuti diri, berharap belas kasih padanya. Mengemis akan cinta dan kasih sayangnya. Namun apa? Kebencianlah yang aku dapat..!!!

Aku pantas dicaci dan dimaki, aku pantas dibuang dan dianggap sebagai orang yang tak pernah dikenali. Ya, aku pantas mendapat itu atas perlakuan burukku sendiri.

Itulah, hukum sebab akibat yang aku harus terima. Terima dengan ikhlas, rela dan lapang dada. Aku yang awalnya dikenal baik kini berubah menjadi buruk. Aku yang awalnya dikenal indah dan menyenangkan kini berubah menjadi jelek dan menyebalkan.

Itulah aku... Itulah aku yang sekarang  mereka kenal. Aku bukanlah orang yang bisa diacungkan dan diandalkan, melainkan diacuhkan dan diabaikan.

"Maafkan aku..."
Tak terasa, pipiku kembali basah dan terseguk. Bibirku yang kelu dan terpaku, hanya bisa mengucap kata itu, berulang kali dan berulang kali.

Aku tak kuasa menatap foto itu lekat-lekat. Aku tutup sembari menorehkan kenangan pahit yang tersembunyi. Menolehkan pandangan yang semu pada pandangan yang arif.

Aku mengusap air mataku yang berkali-kali jatuh. Seperti dahaga yang tak pernah terpuaskan. Aku kembali membasuh pada hakekatnya dan kembali menaruh pada posisi yang sebenarnya. Aku ingin semua kembali seperti sedia kala. Di mana aku bisa meraih dan merangkulnya. Namun itu semua hanyalah tinggal impian yang terhenti dan mungkin tak akan bisa terwujud sampai kapanpun. Kelak, aku akan jadikan ini sebuah kenangan yang harus aku petik sebagai pelajaran. Dengan butir-butir pelajaran yang bisa mengubah diriku, seperti apa yang seharusnya dan semestinya. Dan menjadikan aku sebagai aku yang baru atau bahkan menjadi aku yang berbeda.

Ingin kuciptakan duniaku. Dunia baruku, dunia yang berbeda. Dunia yang bisa membawaku pada impian-impianku yang telah lama terdiam dan membisu. Hampir saja aku tak sadari itu dan mengabaikannya. Bahkan aku tak pernah menganggapnya sebagai sesuatu yang unik pada diriku, sesuatu yang bisa dikatakan sebagai kelebihanku dalam kekuranganku.

Aku berjanji pada diriku sendiri. Aku bertekad ingin mengubah diriku. Apa yang sudah diberi padaku, sebagai ciptaan-Nya. Aku terima dan memperbaikinya. Aku berusaha meminimalisir apa yang sudah menjadi watakku. Karena untuk menghilangkannya itu tidaklah mungkin. Hanya menguranginyalah yang mungkin. Dan dari yang tinggal sedikitnya itu lah ingin aku jadikan sebagai kelebihanku, bukan selalu menjadi keburukanku terus menerus.

"Aku bertekad untuk itu...!!!"

Aku beranjak dari perenungan atas hasil dari evaluasiku. Kini malam tak lagi terdengar hujan. Hanya denting jam dinding yang berbunyi dari sudut kamar. Aku bergegas dan harus bangkit. Pelajaran-pelajaran baru telah didapat. Sudah sepantasnya aku indahkan dan menjadikan itu sebagai prinsip dan pedomanku. Agar aku tak lagi tersesat, terjatuh atau bahkan masuk ke dalam lubang yang sama.

Aku ingin pagi menyambut diriku dengan hangatnya mentari. Dari dinginnya malam yang mencekam hingga detak jantungku bekerja dengan keras. Hingga otakku lelah dan tubuhku lemah. Aku ingin mengistirahatkan segala, agar aku kembali segar. Menata hati dan pikiran. Berpikir dengan lebih positif, dengan lebih realistis, dengan penuh cinta, kasih, sayang dan semangat yang bisa mengalirkan dan terus menghiasi hari-hariku dengan indah dan nyaman, walau dengan penuh teka-teki dan masih menjadi misteri.

Aku membaringkan tubuhku dan bersiap untuk melepas dan menyimpannya apa yang patut disimpan. Dengan harapan dan doa, esok aku akan menemui mentari kembali dan menikmati pagi yang indah. Embun yang memberi kesejukan dan ketenangan jiwa. Mentari yang memberi kehangatan yang menguatkan.

Pagi aku menanti...
Sebuah kehidupan baru dengan jiwa dan diri yang berbeda. Aku ingin kembali pada jiwaku yang utuh. Aku ingin hidupku lebih berarti dan bermakna untuk dunia...

"Wahai malamku... Aku pamit untuk menyambut pagiku yang cerah dan menjanjikan...". Aku ingin memejamkan mata dan bermimpi hingga tiba waktu fajar menyingsing.

"Untuk mereka yang telah aku sakiti, juga yang telah aku kecewakan. Maafkan aku..."

Bisfren.com
Judul: Pergantian Hari
Karya: Silvia
.
Sunyi menusuk sukma
Diantara terangnya lampu malam
Kala kududuk santai hilangkan lelah
Bulan tersenyum menatapku disana
Diantara gugusan bintang di angkasa

Pagi hendak tiba
Namun diri tak kunjung lelah
Kantuk belum menyelimuti
Rasanya aku hendak terjaga semalam semalam
Ditemani malam sepi

Hanya dikau bulan yang kutatap
Hanya dikau temanku sekarang
Mereka tertidur lelap dibalik selimut tebal
Bermimpi indah lepaskan lelah

Sinar terang membalut diriku
Kala ayam berkokok ria
Aku terbangun dari tidurku
Entah kapan kutertidur
Yang kuingat hanyalah duduk di dekat jendela menatap bulan

Namun kini telah hilang
Berganti matahari benderang
Pagi tiba, malam menghilang
Lihatlah diluar sana
Hari baru yang harus diisi
Suatu hal yang sempurna
Sambutlah hari baru ini

Demikianlah Kumpulan Puisi Dengan Tema Indahnya Pagi, Heningnya Malam (part 1) yang dapat admin posting, semoga menjadi motivasi dan inspiratif bagi pembaca.

warning: Bagi anda seorang blogger yang ingin meng-copy paste artikel saya harap sertakan link sumber, dengan begitu anda mematuhi aturan dan menghargai penulis. Namun alangkah baiknya jika anda menulis artikel dengan pemikiran anda sendiri, itu malah terlihat hebat.

Kumpulan Puisi Dengan Tema Indahnya Pagi, Heningnya Malam

Kumpulan Puisi Dengan Tema Indahnya Pagi, Heningnya Malam
Mobogenie.com
Artikel Perjuanganku di Universitas Airlangga Belum Berakhir yang admin posting kemarin adalah artikel yang saya ikutkan competition blogging, doakan ya sobat semoga bisa lulus seleksi dan menang.

Kumpulan puisi Yang bercerita tentang kehidupan manusia kali ini adalah alunan estetika kata-kata dan kutipan renungan kehidupan yang penuh makna terangkai.

Kehidupan memang penuh misteri dan dinamika dimana didalam menjalaninya kita selalu mendapatkan berbagai hal tak terduga. Yang jelas hidup ini terus berjalan apapun yang terjadi.

Kumpulan puisi di bawah ini bisa anda baca sebagai motivasi akan indah dan sulitnya kehidupan yang fana ini. 


Kala Lampu ditepi Jalan itu dinyalakan, warna hitam mengitari kehidupan antar manusia, maka kehidupan yang terang benderang ditemani mentari berubah suasana.

Sebahagian manusia menyangka bahwa waktu itu adalah waktu yang paling tepat menjadikannya sebagai baju istirahat penghilang kepenatan dan keletihan. Sedangkan sebahagian lainnya menjadikan waktu malam sebagai pengais rezeki dan berkumpulnya komunitas yang sewarna dengannya.

Heningnya malam dapat dirasakan oleh orang orang yang memiliki hati untuk tetap berbicara tanpa untaian kata dan dimengerti oleh jiwa jiwa yang membutuhkannya.

Heningnya malam di pedesaan atau dipinggiran kota besar akan terdengar suara suara binatang tertentu yang memang terbangun untuk mempertahankan hidup mereka dari kelaparan dan ketidakmampuan berjalan di waktu terang.

Heningnya malam terucap seuntai doa untuk para sahabat terdekat dan terjauh agar selalu dalam lindunganNYA.

Rembulan

Pagi tadi, ku lihat sang rembulan masih menampakan wajahnya disana.
Bersama gemintang di samudra awan.

Pagi tadi, aku menatapnya kagum. Terbesit tanya dan heran dalam benak.
Ku coba menatapnya lekat-lekat seraya bertanya.

"HAI BULAN! Sedang apa kau disana?"
Bulan hanya diam dan tersenyum cerah kepadaku.
Kembali ku bertanya padanya.

"Ini sudah pagi, sudah waktunya mentari yang menggantikan posisimu! Tidakkah kau lelah sedari malam kau berada disana?"

Lagi lagi ia hanya tersenyum.
Aku tak mau kalah, kembali ku bertanya
"Bulan, mau sampai kapan kau menunggu disana? Menatap kami dari heningnya malam hingga jernihnya pagi.

Tidakkah kau ingin beristirahat?
Bertukar peran dengan mentari hingga senja dan akhirnya kembali ketika malam tiba lagi ?
Bulan, aku iri denganmu.

Sudah sepagi ini dan sudah waktunya kau istirahat tapi kau tetap berada disana.
Menerangi kami dan memberikan keindahan di kala fajar.
Menerangi kami hingga mentari terbangun dan sadar akan tugasnya.
Bulan, semoga aku bisa sepertimu.

Bersinar walau tak secerah mentari.
Bersinar walau harus memerlukan mentari.
Bersinar tanpa pamrih.

Bulan, terima kasih telah membuat pagiku indah.
Terima kasih telah memberikan energi positif untuk akhirnya bertemu mentari dan senja.
Sampai jumpa malam nanti. Semoga dalam keheningan malam nanti aku dapat menjumpaimu kembali.

 "Harapku"

Alhamdulilah...kata itulah yang selalu ingin saya ucapkan menjelang subuh. Namun terkadang jangankan sempat mengucapkan ,ingat saja tidak. Hemh... karena banyaknya masalah menghimpit yang datang silih berganti.Satu belum selesai yang, lain sudah antri. Selalu berusaha menyelesaikan satu persatu agar tidak menimbulkan masalah baru .Yaa Rabb disetiap doa yang saya ucapkan fainnama'al usri yusro .Innama'al usri yusro...janjiMu disetiap kesulitan bersama kemudahan. Seharusnya aku pegang teguh. Tapi tetap saja keyakinan saya terusik dengan masalah yang bagiku berat dan kebingungan mencari jalan keluarnya. Hingga bulir- bulir bening ini tak henti berjatuhan disaat kepala bersujud mengharap limpahan rahmatMu disepertiga heningnya malam.
AnneAhira.com

Dini hari langit terlihat sangat mengesankan. Mentari belum terbit, namum kejora setia memancarkan sinarnya.

Hangatnya melelehkan kebekuan hati di tengah dinginnya dini hari. Ingin aku berterimakasih kepada Sang Pengatur Rotasi atas kesempatan yang Ia berikan. Kesempatan untuk dapat melihat terbitnya mentari.

Tak lama kemudian mentari terbit. Sapanya dibalas dengan dinginnya hawa. Ini memang musim hujan, tapi entah kenapa pagi ini hawa dingin menerpa tanpa adanya hujan. Kabut tipis mulai turun membatasi pandangan mata.

Sekejap kemudian kabut menghilang digantikan panas teriknya sang mentari
Meski demikian panas tak mengurangi minat bocah-bocah kecil ini untuk bermain dalam kecerian. Berlarian, bermain dengan sepatu roda, bersepeda. Mereka menikmati ceria dan cerahnya pagi ini.

Namun musim tak bisa berbohong. Semakin siang panas semakin menyengat. Gumpalan uap air berkumpul pada langit-langit itu. Panas mentari sedari tadi pagi terperangkap menambah gerah penghuni belahan bumi ini. Tanda-tanda hujan deras akan datang.

Ya, siang itu hujan deras datang. Sangat deras, hingga banjir menutupi beberapa ruas jalan. Tapi jangan salah. Tak semua penghuni menggerutu dengan datangnya hujan ini. Ada tukang ojek payung yang mengais rejeki. Ada pemilik warung kelontong yang mendapat rejeki dari para pembeli yang mau tidak mau berteduh di depan warung. Sore ini? Aku tak bisa meramalkan apa yang terjadi pada sore, senja, hingga malam nanti. Aku hanya berharap sore nanti mentari kembali menampakkan diri hingga aku bisa menikmati senja yang penuh pesona. Senja yang penuh keikhlasan. Keikhlasan untuk melepas perginya mentari sehingga aku bisa dengan bahagia menyapa bintang-bintang dan bulan. Kembali menikmati keheningan malam yang sejuk. Malam. Saat aku pulang ke rumah yang kurindukan untuk menikmati keheningan dan kedamaian. Semoga.


Judul 》 Mari Menangkan !!!

Karya : Rinanggi Mustika Ratu

Pagi, syarat akan udara dingin. Udara tersebut tak akan mampu dimenangkan oleh pemalas.

Pemalas akan tetap tidur dalam lelap buaian mimpinya. Melanjutkan angan angan kosong hingga matahari menampakkan cahayanya.

Pagi, identik dengan syarat berkah dari illahi.

Sedikit yang mampu berdiri tegap mengokohkan niatnya, raga dan harapannya untuk menyambut hujan berkah pagi.

Ibu berkata, kebanyakan orang sukses, selalu mampu menahlukkan pagi dengan kemenangan yang nyata.

Kemenangan yang nyata itu apa??
Kemenangan yang mampu kau menangkan dengan semangat menuju tempat peribadatanmu.
Ingatkah panggilan azan yang mengajakmu kepada kemenangan yang nyata?

Khayya 'alalfalaah mari menuju kemenangan.

Ketika datang siang, orang disibukkan dengan pekerjaan yang melalaikan.

Maghrib adalah permulaan malam.

Kehadiran malam adalah hadiah dari siang. Setelah siang harus bekerja keras membanting tulang. Malam datang menyambut seperti ibu. Mebelai dengan lembut dan mampu menghadirkan mimpi.

Banyak orang yang aka terlena ketika malam datang.

Orang yang menang adalah yang mampu menakhlukkan malam dengan terjaga di sepertiga malam terakhirNya.

Hanya orang yang beriman, mengharap ridhoNya, kuat niatnya dan berlimpah rasa syukurnya yang mampu bangun.

Semoga kita termasuk golongan hamba yang beruntung. Mampu memenangkan pagi dengan  menyambut hujan berkahnya.

Dan mampu memenangkan malam dengan amalan terdahsyat pengangkat derajat..
Tulungagung, 20 November 2016

Isdaryanto.com

Indahnya Pagi, Heningnya Malam
Karya: Naser Muhammad 

Kau tahu pagi, dengan sinar mentarinya yang bersinar mengawali hari. Menerangi bumi tanpa lelah tak sedetik pun mengeluh letih. menemani setiap langkah kaki menyongsong mimpi.

Pagi metafora, bagi jiwa yang ceria. Mengawali pagi dengan senyuman indah, mengukur langkah, menata jiwa, untuk masa depan yang telah lama didamba. Tak ada raut wajah yang nampak berduka, yakin. Bahwa setiap tanya, pastilah ada jawabnya. Bagai luka yang selalu saja punya obat penyembuhnya.

Kau tahu pagi, awal Tuhan membagi rezeki, tanpa pilih kasih. Ikhtiarlah menggapai mimpi,x sambutlah kasih Tuhan dengan memberi, memberi tanpa pamrih.

Malam, senyap dalam kelam, gelap tertungkup pualam, saat megah merah di ufuk barat tenggelam menyisahkan rona merah saga dari petang yang sebentar lagi akan menghilang dan menyelam.

Kau tahu malam, tempat untuk mengistirahatkan tubuh yang tengah remuk redam dari aktifitas yang silih berganti menguras badan, sendi seakan terlepas bagai dihantam godam, mengejar kesuksesan yang terkadang menyala namun terkadang padam. tak pernah ada kepastian, hingga Tuhan yang berfirman waktunya tuk pulang.

Tapi kau tahu malam, ia tak sesunyi yang kau bayangkan, jika nafas telah ludas di telan kepenatan, cobalah engkau basuh wajahmu dengan air di sepertiga malam, saat mata sebagian tengah terlelap, terpejam, kau besimpuh di atas sejadahmu yang kusam dan rintihkan segala kepenatan mengarungi bahtera impian yang tak kunjung ada jawaban.

Malam adalah tempat tersunyi paling indah antara hamba dengan Tuhan, bercerita dan mengadu tentang kesakitan tempat paling indah untuk berlari dari kepenatan dan beratnya ujian. dan pagi pun datang tuk melihat bagaimana Tuhan membuat keajaiban dari doa-doa kita semalam.


Itulah Kumpulan Puisi Dengan Tema Indahnya Pagi, Heningnya Malam , semoga menjadi inspirasi kita semua.


warning: Bagi anda seorang blogger yang ingin meng-copy paste artikel saya harap sertakan link sumber, dengan begitu anda mematuhi aturan dan menghargai penulis. Namun alangkah baiknya jika anda menulis artikel dengan pemikiran anda sendiri, itu malah terlihat hebat. 

Perjuanganku di Universitas Airlangga Belum Berakhir


Belajar Ataukah Bel-ajar?- Universitas Airlangga adalah salah satu perguruan tinggi negeri terbaik yang ada di indonesia, yang berada di kota Surabaya Jawa Timur. Unair memiliki puluhan ribu mahasiswa lebih, mulai yang berasal dari jawa maupun luar jawa. semuanya ada di UNAIR. Lalu apakah sobat masih ragu dengan kualitas dan mutu pendidikannya? tentu saja tidak!.

Oleh sebab itu sobat yang belum bergabung menjadi mahasiswa UNAIR di persilahkan segera daftar tahun depan. Untuk mengetahui segala informasi, perkembangan dan kegiatan yang ada di UNAIR silahkan klik link: http://www.unair.ac.id/

Teman-teman blogger indonesia, bantu ramekan event UNAIR ini. Pendaftaran 100% GRATIS dengan
hadiah puluhan juta rupiah!

Lalu bagaimana kelanjutan ceritaku di UNAIR? silahkan saksikan!

--Perjuanganku di Univertitas Airlangga Belum Berakhir--

Pagi ini sepuluh November. Pagi seperti biasa, serasa tak ada yang istimewa. Jam sudah menunjukkan 7:00 waktu ruang dapur. Tangan sudah di cuci, almamater dikenakan.

"Aku berangkat dulu ma ... " Kecupan dengan pelukan menggambar perempuan tua 53 tahun yang memegang roti tawar, bekal sarapan.

"Ojok ... " Gerutunya.

Walaupun rutinitas, pamit berangkat bukan perkara mudah. Sebagai pria, jauh dari rumah menyisahkan berat yang tak bisa di angkat. Mungkin semangat juang yang diturunkan leluhur masih mampu mengobarkan harapan.

"Sama pengasuh  ya ... Nanti diantar ayah. Assalamualaikum mama. Jangan khawatir " Rutinitas ini menyenangkan namun menyesakkan.

Seperti jadwal semestinya, 7:00 jadwal upacara rencana dimulai. Namun motorku masih melewati Pasar Keputran kala alarm bel kampus UNAIR di seberangnya tertangkap telinga, pertanda 7:00 telah lewat. Benar saja ... Sang saka sudah bersiap berkibar setengah tiang ketika stang motor baru membelok tanah parkiran. Hanya saja mendadak Pak satpam menghalau.

"Puter Mas ... Terus. Langsung ke makam." Pak satpam memutar tangan.

"Lah ... Upacaranya udah? Cepet banget ... jam tujuh bener?" Pikirku melayang.

Beberapa mahasiswa sudah bersiap dengan motornya. Ilil ... Karyawan termuda terlihat bimbang. Seperti hendak tapi tak berkehendak. Suara gemparku seperti mengarahkan kakinya tenang.

"Ayok, Mas. Berangkat ..." Posisinya manis dibelakang.

Sejurus kemudian motor kami berarak beriringan. Bukan konvoi hanya berkendara bersama. Setiba di portal, kuberanikan bertanya.

"Ini kemana?" Lugu memang.

"Makam pahlawan, Mas. Upacara di sana." Masih lugu pula jawaban.

                                                                                                       
Jadi seperti itulah. Sepuluh menit perjalanan, kami telah sampai di parkiran. Yang ada hanya sepi dan batu nisan berjejeran. Beberapa satpol pp terlihat bersiap menandakan kami tidak kesasar. suasana yang lenggang sepertinya selphie lebih mengasyikkan. Jepret kanan ... Jepret kiri ... Tak paham mulai jam berapa acara di mulai. Hingga ... Krucuk ... Krucuk .. krucuk ... Ach ... Saya lapar. Selalu bisa masak tanpa sempat mengaduk nasi.

"Angga.. ijin, ya. Mau cari makan." Seseorang menghampiriku.

"Kamu lapar, Nak?" Retoris memang. Namun yang mengangguk tak cukup satu atau dua kepala.

Oke. Nasib yang sama. Sama-sama perut lapar. Misi di mulai ... Mencari pengganjal perut agar cepat berhenti menabuh. Sebelumnya seorang bapak berbaju diknas yang wajahnya begitu lekat dengan kami, menghampiri. Menanyakan jumlah peleton dan asal kami. Namun misi ini terasa sulit. Penjual gorengan di parkir sebelah kanan sudah ludes sejak sepuluh menit awal kedatangan kami.

"Ada mie ayam, Mas. Sebelah sini. Kalo di depan situ, bakso murah." Pak Heru layaknya guide kuliner tanpa segan menjelaskan.

"Mana ...? Adanya tembok." Gerutuku.

Jelas hanya nanti jawabnya. Beberapa warung di pinggir makam di depan parkiran, masih tertidur. Beberapa terjaga, dengan kepulan asap pertanda bersiap. Sedangkan perut kami sudah bergenderang bersiap perang.

Mendapati jadwal upacara yang seharusnya dilaksanakan setelah upacara utama di balai kota Surabaya, tentu membuka peluang lebar akan tujuan misi kami. Mie rebus satu-satunya termudah namun kata 'bosan' agaknya terlanjur basah di benak kami.

Demi kelancaran misi, tim tanpa sengaja terbentuk. Satu tim ke arah barat, satu tim ke arah selatan, satu tim ke arah timur, dan tim lain berjaga di kandang. Sepuluh menit kemudian panggilan tim kandang meminta kehadiran. Bantuan logistik sudah diterimakan. Satu kotak kue lengkap air mineral dan tissue sudah di tangan. Bersama ... Kami sarapan. Namun kumandang ini belum mereda, hanya misi kami yang mengerucutkan posisi. Cukuplah warung-warung itu, tak akan jauh kemana.

Entah siapa yang mulai, sepuluh menit kemudian posisi kami sama-sama sejajar. Di depan bangku panjang dan sepiring rawon baru matang, tak lupa teh hangat segar. Sepuluh menit berlalu ... Dan misi dengan resmi kami selesaikan.

Di bawah gapura bertulis 'Taman Makam Pahlawan' sempat aku bertanya tentang perjuangan. Apa artinya perjuangan bagi kalian? Satu-satu berpendapat. Tak ada yang salah dengan pendapat mereka. Bahkan sudah pandai menyambungkan keadaan. Dulu dan sekarang. Lalu aku ... Hanya mengingatkan sedikit perjuangan barusan.

"Bahkan barusan saja kita berjuang. Mencari warung untuk makan. Kalo tadi gak ada tim ... Apa bisa samaan makan?" Ach ... Semuanya terkekeh kemudian.

Perjuangan agaknya dekat dengan kami. Hanya situasi dan keadaan yang membedakan dulu dan sekarang. Tabur bunga di makam pahlawan membuka memori kami pada perjuangan yang sesungguhnya. Pengorbanan tentang kemerdekaan. Bukan berarti saat ini merdeka lantas kita berfoya. Tidak. Justru penjajahan masih merajai kami semua.

Secara sederhana. Perjuangan itu masih kami perjuangkan pada masing-masing diri kami. Perjuangan mendapat penghidupan yang layak. Perjuangan untuk mampu Cerdas. Bahkan akupun berjuang. Perjuangan untuk masa depanku. Sebagai pria sejati, tempat terindah adalah rumah dengan segala urusan rumahnya. Ada sesak yang harus diperjuangkan, sebab mama yang lanjut usia tak mau lepas dari Kursi roda, lebih banyak mendapat perhatian dari pengasuhnya, orang lain.

Nyatanya masing-masing dari kami pun masih berjuang. Seperti Tafrihin dan kawan-kawan yang datang dari NTB hanya untuk mengenyam pendidikan layak Universitas Airlangga. Yang harus berjuang hingga meninggalkan desanya sampai di sini, Surabaya, kota asing bagi mereka. Yang sebulan lalu mendapat rintangan besar dan harus dikembalikan setengah dari jumlah semula. Mereka berjuang pada penjajahan yang tak kasat mata, merdeka yang tak merata.

Sebagai seorang muslim, penjajahan itu makin terasa kasat mata. Pemimpin yang dzalim, birokrasi yang berat bulu, bahkan makanan. Kami terjajah dalam negeri kami sendiri tanpa kami sadari pasti. Hanya beberapa orang dari kami yang sadar diri. Namun sebagian masih tidur dalam kekuasaan yang memabukkan.

Negeri kami tak hanya butuh orang pintar. Sebab banyak orang pintar yang ternyata memeras saudara sendiri. Banyak orang pintar yang mengatas namakan kecerdasan, persamaan hak, keadilan, yang justru tak berani adil untuk saudaranya sendiri, darah daging bangsa.

Ach ... Negeriku. Jika para pejuang di bawah sana mampu bangun ... Mungkin mereka akan mengutuk kami. Bagaimana bisa bersantai dengan membawa gadget menutup mata pada keadaan. Kemerdekaan yang sudah mereka rebut begitu mudah kami gadaikan. Generasi yang katanya pintar, tak sepandai yang dibutuhkan.
 

                                                                                
"Angga ... Berarti dosen pun dikatakan pejuang ya." Gadis perawan di depanku menggelitik hati.

"Iyalah ... Ada lagunya. Pahlawan tanpa tanda jasa." Celetuk yang lain.

"Gak bisa donk kalo tanpa tanda jasa mulu." Jawabku mengernyitkan dahi mereka.
Sepuluh menit kemudian lalu aku berkisah. Tentang perjuangan tanpa bambu runcing atau kelewang. Tentang cinta yang dikobarkan namun musnah sebab birokrasi yang tak semestinya. Tentang alasan mengapa dosen pantas disebut pahlawan namun wajib untuk diperhatikan.

"Iya kalo PNS, Gajinya dari pemerintah. Tiga juta sebulan. Belum gaji ke-13, gaji ke-14 ... Sertifikasinya ... Tunjangan masa tuanya. Kalo masih mahasiswa seperti saya ini, ya apa-apa berjuang. Bahkan untuk fungsional yang menunjukkan status dosen aktif juga harus dibuktikan.

"Lalu mengapa ingin jadi dosen, Ngga? Kok gak ambil profesi lain?" Ach ... Pertanyaan ini menyesakkan. Haruskah aku jawab? Sebab sudah menjadi cita-citaku sejak kecil, tak mau lagi bagiku membelok jalan.

"Tak ada tuntutan keluargaku menjadi dosen. Hanya keadaan yang menggiring ke sini. Kata Pak yai ... Dosen itu gajinya besar. Tidak seperti yang terlihat. Jika sebulan dapat seratus, maka seratus pula digandakan untuk di simpan. Nanti di akhirat gaji itu diberikan. Lumayan kan buat sangu kalo aja haus di sana, jika jadi pemberat kan alhamdulilah." Layaknya ustadzah aku menjelaskan.

Ach ... Mungkinkah aku terus berjuang? Hingga menjadi dosen dengan banyak kepentingan. Cinta yang terlanjur aku pendam ini haruskah berakhir sudah? Sebab ada Pengorbanan yang terlanjur di wujudkan. Bisakah mengajar tanpa memikirkan imbalan? Bahkan pejuang yang damai di bawah sana, pun memikirkan generasi setelahnya, kami anak cucunya.

Mungkin juga pantas ekspektasi ini diperjuangkan. Sebab kata Pak yai demikian. Insya Allah ... Semoga Allah mengijabahi. Jika langkahku di sini terseok ... Ringankan nanti di akhirat. Semoga ilmu ini bermanfaat bagi umat. Semoga hati ini selalu bersih dan iklas dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan.

Itulah cerita Perjuanganku di Universitas Airlangga Belum Berakhir yang dapat admin tulis.



Belajar Ataukah Bel - ajar?


Pendidik Tegas Tidak Harus Membentak


Beberapa hari yang lalu artikel Pendidik Tegas Tidak Harus Membentak sudah admin posting untuk anda, dan kali ini admin masih akan memposting seputar pendidikan, secara spesifik mengenai pelajar (siswa-siswi) atau mahasiswa.
Apa kabar mahasiswa? Apakah hari ini sudah belajar? 
Perlu kita ketahui sobat mungkin bulan ini adalah bulan atau minggu bagi mahasiswa-mahasiswi yang mendekati UTS contohnya seperti saya,,,hehe. Tentunya sebelum UTS dimulai pasti para mahasiswa akan mempersiapkan materi agar pada saat UTS bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh dosen, atau biasa kita sebut BELAJAR, agar mendapat nilai akademik yang memuaskan dan tidak terkena remidi dari dosen. Para dosen pun juga senantiasa menghimbau kepada mahasiswanya untuk lebih meningkatkan kualitas belajarnya agar mahasiswa-mahasiswi bisa mengerjakan UTS dengan baik. Belajar memang sudah menjadi kewajiban bagi seorang pelajar bahkan mahasiswa, karna sudah menjadi tuntutan untuk bisa menguasai materi. Selain itu seorang mahasiswa juga di haruskan memiliki wawasan yang luas.
Akan tetapi pernahkah kita berfikir bagaimana belajar yang berkualitas?!
Jadi yang namanya belajar juga perlu strategi, bukan hanya sepak bola saja yang perlu strategi, lalu apa saja strategi untuk belajar? Silahkan baca artikel ini 10 Trick Jitu Cara Belajar Berkualitas Yang Efektif Dan Efisien.

Bagi anda yang seorang pelajar apa pilihan anda, dan apabila anda menjadi orang tua, apa pilihan untuk anak anda? 
Anda yang sudah menjadi orang tua silahkan baca artikel cara belajar yang baik yang bisa anda terapkan pada buah hati anda, dan anda yang belum menikah juga boleh membaca artikel tersebut sebagai wawasan dan persiapan menjadi seorang ayah atau ibu,,,hehehe,,,,.

      Belajar Ataukah Bel - ajar?


Setelah sekian lama, akhirnya tiba saat kita bisa diberikan kesempatan sekali lagi untuk menyambung lidah dan saling berbagi pendapat dalam “OPINI”. Rasa rindu muncul ketika saudara sesama bertemu karena tuhan untuk berbagi pengetahuan dan informasi karena pada hakikatnya seorang insan harus selalu haus ilmu. Apakah yang akan kita perbincangkan dalam edisi aloneartikel kali ini?


Selamat Menyimak......

Berbagi isu bermunculan dalam dunia pendidikan disertai kesimpang siurannya. Namun apakah yang menyebabkan munculnya isu-isu kependidikan? Exactiy. Pendidikan, khususnya dalam pendidikan formal, pastilah berkaitan dengan makhluk hidup yang mana terjalin hubungan langsung antara pelajar dan pengajar. Namun sebelum lebih jauh membahas tentang pengajar (pendidik) dan pelajar (peserta didik), ada baiknya untuk mengetahui makna dari kata “ajar” itu sendiri. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata ajar terdefinisikan sebagai petunjuk yang diberikan kepada seseorang supaya menjadi tahu. Sedangkan definisi belajar adalah sebuah proses dan usaha untuk memperoleh ilmu atau kepandaian disertai adanya perubahan perilaku dan bertambahnya pengalaman, Tujuan mulia ini haruslah didukung dengan baik oleh subjek dan objek pemelajaran itu sendiri. Di sinilah muncul pertanyaan besar, bagaimanakah perspektif BELAJAR dimata pengajar dan pelajar? Dan sudah linier kah cara pandang mereka dalam mewujudkan proses BELAJAR itu sendiri?


Berdasarkan realita dalam dunia pendidikan kita, kebanyakan para pelajar adalah para penganut aliran nativisme yang dipelopori oleh Schopen Hauer yang berpendapat bahwa “manusia adalah hasil bentukan dari pembawaannya”. Mayoritas pelajar meyakini bahwa sejak lahir mereka membawa bakat, kesanggupan (potensi) untuk dikembangkan, dan sifat bawaan tertentu yang perlu dipahami oleh orang di sekitarnya sebagai bentuk pengakuan diri dan toleransi. Secara tidak langsung, seorang pelajar akan cenderung menjadi egois dan meminta perhatian dari pengajar sehingga dia mampu untuk mempelajari apa yang dia butuhkan dan kemana arah bakatnya menuntun. Kondisi ini memposisikan pelajar sebagai subjek belajar, bukan objek (student- centered). Pelajar akan menuntut BELAJAR sebagai sebuah kebutuhan penting guna memenuhi rasa keingin tahuannya. Tersusunnya regulasi, kebijakan, bahkan peraturan-peraturan bukanlah fokus bagi para pelajar. Sehingga ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka pelajar akan cenderung meninggalkan pengajar tanpa merasa bersalah. Dalam tahap ini, usaha untuk memuaskan rasa ingin tahu yang di alaminya adalah sebuah tahap BELAJAR. Kebanyakan pelajar yang gagal memahami tahap ini akan mulai melihat proses BELAJAR sebagai momok yang harus dihindari sejauh- jauhnya untuk menghilangkan kejenuhan yang kemungkinan berakhir pada sebuah keputusasaan.

Sebaliknya, para pengajar yang kebanyakan masih berpegang pada paham empirisme. Dalam paham ini, john locke memperkenalkan teori tabularasa yang mengatakan bahwa child is born like a sheet of white paper avoid of all aharacters. (ketika seorang anak lahir, ia diumpamakan sebagai kertas putih yang belum di tulisi atau di goresi dengan bakat apapun)

Pemahaman ini cenderung menuntun pengajar untuk melihat proses BELAJAR sebagai transfer ilmu secara searah dimana pengajar harus menyuapi dengan apapun ilmu yang pantas diberikan, bukan yang perlu diberikan.

Pengajar kerap beranggapan bahwa sukses atau tidaknya pelajar akan tergantung pada apa yang diajarkan olehnya. Konsep yang sedemikian berat harus ditanggung di pundak para pengajar sehingga menyebabkan kebanyakan pengajar lupa bagaimana seni dalam mengajar dan apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh pelajar. Kenyataan yang terjadi adalah ketika seseorang dihadapkan dalam kondisi tertekan maka potensi yang ada dalam diri tidak akan mampu terekspos dengan optimal. Adanya tuntutan kurikulum, SKL, dan segala konsepsi pencapaian hasil belajar maksimal dengan berorientasi nilai membuat para pengajar tidak menikmati proses BELAJAR dan komunikasi mereka dengan pelajar. Hal yang terjadi sekarang ini justru guru menjadikan murid sebagai objek pengaplikasian kurikulum yang sudah paten digunakan di institusi pendidikan. Belum lagi jika dikaitkan dengan salah satu teori perkembangan, yaitu hukum tempo perkembangan bahwa setiap anak berkembang dengan tempo yang berbeda sehingga mempengaruhi ritme belajar masing-masing anak (piaget). Paradigma yang terbentuk dalam dunia pengajar akhirnya terbentuk dimana mengajar adalah sebuah tuntutan kerja yang harus dilakoni sebagaimana tuntutan yang ada karena pengajar tidak memiliki celah untuk lari atau berpaling dari para pelajar. Pada akhirnya, yang terjadi justru BELAJAR dan mengajar hanyalah dijalani sebagai sebuah rutinitas kosong.

Menghadapi kenyataan ini, maka dapat ditarik garis adanya kesenjangan dan pemisah di antara perspektif pelajar dan pengajar dalam menghadapi konsep BELAJAR. Perbedaan ini mengantarkan pelajar dan pengajar pada jarak yang saling menjauh, bukannya saling tarik menarik tapi justru saling tolak menolak.

Tembok yang tinggi mulai terbangun di antara kedua belah pihak sehingga BELAJAR  menjadi proses berat yang menyakitkan hingga pada akhirnya hanya keterpaksaan yang tersisa dalam proses BELAJAR  yang biasa kita sebut sebagai KBM. Pergeseran arti penting BELAJAR ini berubah menjadi BEL – AJAR, yakni, saat BEL pelajaran berbunyi maka ritual AJAR dilaksanakan. Inilah rutinitas yang kerap tercipta, BEL – AJAR lalu bubar. Titik. Tidak ada pemahaman apalagi perubahan sikap sebagai hasil nyata proses BELAJAR.

Salah satu realita, dikutip dari sebuah Artikel berjudul “Mau dibawa kemana pendidikan di Indonesia?” yang ditulis pada 17 agustus 2010 bahwa: Pendidikan di indonesia belum mampu untuk mengaplikasikan metode-metode yang telah dibuat. Terlihat dari hasil yang telah nampak dalam dunia kerja bahwa lulusan dari berbagai tingkat pendidikan yang belum cukup siap untuk memasuki dunia kerja walaupun berhasil membawa modal ijasah. Namun yang terlihat hanyalah nilai-nilai kognitif...(basri:2010)

Aisyah Humaira564 × 489


Jika dikaitkan dengan BELAJAR dan BEL – AJAR maka kita dapat menarik kesimpulan dari opini yang sudah terbangun sejauh ini bahwa hal ini dipengaruhi sindrom 1+1 yaitu adanya rasa tertekan dan takut berbuat salah/disalahkan memposisikan pelajar dan pengajar untuk akhirnya terhanyut dalam ritual BEL- AJAR.

Alhasil, pengajar berorientasi nilai dan tercekik oleh tuntutan SKL serta semua rentetan kurikulum, sedangkan pelajar sibuk membaca kebutuhannya masing-masing sesuai bidang ketertarikannya sehingga ia memahami betul porsi apa dan seberapa yang akan mereka pelajari- jadi, siapa yang terbelakang? BELAJAR atau BEL- AJAR kah yang kita alami?

Bukan saling menyalahkan, justru kedua belah pihak pengajar dan pelajar harus saling mengerti, memahami, sekaligus memotivasi. Caranya, tingkatkan komunikasi dan ciptakan suasana belajar yang kondusif menyenangkan dan penuh rasa ingin tahu. Ingat, islam selalu mengajak untuk menorehkan aspirasi dan mengungkapkan pendapat sehingga muncullah beberapa majlis, bukan untuk saling berseteru atau beradu kata, melainkan untuk memupuk kerukunan dan menyatukan pikiran sekaligus hati. semoga opini ini dapat menumbuhkan faqih dalam hati para pembaca. Amiiin

Istilah yang biasa digunakan dalam pendidikan formal

http://myzone.okezone.com/index.php/content/read/2010/08/17/9/2974/mau-dibawa-ke-mana-pendidikan-di-indonesia


Demikianlah artikel  Belajar Ataukah Bel - ajar yang dapat admin posting, semoga bisa menambah wawasan bagi kita semua sekaligus mungkin juga bisa menjadi inspirasi.

warning: Bagi anda seorang blogger yang ingin meng-copy paste artikel saya harap sertakan link sumber, dengan begitu anda mematuhi aturan dan menghargai penulis. Namun alangkah baiknya jika anda menulis artikel dengan pemikiran anda sendiri, itu malah terlihat hebat.