Test Footer

Home » » Budidaya Dan Pemanfaatan Tanaman Buah Sukun

Budidaya Dan Pemanfaatan Tanaman Buah Sukun



Pohon sukun banyak ditanam di pekarangan terutama di pedesaan dan telah dikenal masyarakat luas. Bentang keragaman genetiknya sangat luas, dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi sampai Papua. Sukun adalah salah satu jenis tanaman dari famili Moraceae dengan nama botanis Artocarpus altilis. Sukun dapat tumbuh hampir di semua tipe lahan dan jenis tanah di Indonesia, pada ketinggian tempat 0 m–700 m dpl, namun tumbuh optimal pada ketinggian 0 m–400 m dpl, dengan tanah alluvial yang kaya humus. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman sukun adalah 1500 mm–2500 mm/th dengan kelembaban 70%-90%. Nama ilmiah jenis ini adalah Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg yang bersinonim dengan Artocapus communis Forst dan Artocarpus incisa Linn (Heyne, 1987; Ragone, 1997; Zerega et al, 2005), dengan susunan klasifikasi sebagai berikut (Zerega et al, 2005):
Kingdom         : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi              : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi         : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas              : Dicotyledonae (berbiji belah)
Ordo                : Urticales
Famili             : Moraceae
Genus             : Artocarpus (nangka-nangkaan)
Spesies            : Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg


Budidaya Dan Pemanfaatan Tanaman Buah Sukun
   
         Tanaman sukun mulai berbuah kira-kira pada umur 4 tahun, tetapi pada lingkungan yang sesuai seringkali berbuah pada umur 3 tahun. Satu batang pohon sukun dapat menghasilkan 50 – 100 buah setiap panen atau 100 kg–150 kg (rata-rata berat buah berkisar 1,5 kg-2 kg). Buah sukun berbentuk lonjong, bulat, berkulit hijau dan kekuning-kuningan, dengan daging buah putih krem, karbhidrat tinggi dan setelah masak bertekstuk padat, lunak dengan rasa gurih manis. Masyarakat di beberapa daerah memanfaatkan daun dan kulit batang pohon sukun sebagai bahan ramuan obat. Banyak sekali manfaat dan khasiat yang dapat diambil dari tanaman sukun sehingga sangat pantas apabila tanaman ini di golong-kan sebagai tanaman serbaguna dan bernilai ekonomis.

          Kebanyakan orang Indonesia hanya menjadikan tanaman sukun sebagai camilan dan sayur saja. Sukun sepintas mirip dengan beberapa buah eksotik di Indonesia. Buah-buahan itu adalah buah nangka dan durian. Tapi ternyata, sukun tetap berbeda dengan bentuknya yang bulat dan juga tidak dipenuhi duri. Hanya berbentuk seakan memiliki duri tajam saja.

            Mengingat penduduk Indonesia masih memerlukan sumber karbohidrat di samping beras, maka sukun dengan kultivarnya dapat dijadikan alternative salah satu bahan sumplemen kebutuhan karbohidrat tersebut. Karbohidrat mampu mengoptimalkan fungsi dari protein sebagai zat pembangun tubuh. Bila tak ada karbohidrat, maka tugas utama dari protein akan terganggu karena pengalihan fungsi protein sebagai cadangan energi yang seharusnya menjadi peran utama dari karbohidrat. Menjadi sumber energi untuk tubuh merupakan peran utama dari karbohidrat yang setiap gramnya mengandung 4 kalori. Pada sistem sirkulasi darah di dalam tubuh manusia, sumber energi dihasilkan dari keberadaan karbohidrat yang berperan sebagai glukosa. Pada masa akhir-akhir ini ada kecenderungan pengabaian budidayanya, sehingga sudah dirasakan sulit memperoleh buah sukun. Sukun biasanya ditanam di lahan pekarangan di sekitar rumah penduduk, berdampingan dengan tanaman lain baik tanaman palawija maupun jenis hortikula lainnya. Pohon sukun mempunyai perakaran dalam dan bertajuk rindang, dengan tinggi dapat mencapai 30 m dan diameter antara 90 cm- 120 cm.

Bunga Dalam Tanaman Sukun

          Bunga sukun berkelamin tunggal (bunga jantan dan unga betina terpisah) tapi berumah satu. Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk tongkat panjang yang disebut ontel. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek (babal) seperti pada nangka. Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka.

 

Ket: Bunga jantan (kanan) dan betina (kiri) tanaman sukun
           

          Perbungaan dalam ketiak daun, dekat ujung ranting. Bunga jantan dalam bulir berbentuk gada panjang yang menggantung, 15-25 cm, hijau muda dan menguning bila masak, serbuk sari kuning dan mudah diterbangkan angin. Bunga majemuk betina berbentuk bulat atau agak silindris, 5-7 × 8-10 cm, hijau. Buah majemuk merupakan perkembangan dari bunga betina majemuk, dengan diameter 10-30 cm. Forma berbiji (timbul) dengan duri-duri lunak dan pendek, hijau tua. Forma tak berbiji (sukun) biasanya memiliki kulit buah hijau kekuningan, dengan duri-duri yang tereduksi menjadi pola mata faset segi-4 atau segi-6 di kulitnya.
           Penyerbukan bunga dibantu oleh angin sedangkan serangga yang sering bekunjung kurang berperan dalam penyerbukan bunga. Pada buah sukun walaupun terjadi penyerbukan, pembuahannya terjadi kegagalan sehingga buah yang terbentuk tidak berbiji. Walaupun didalam buah tersebut ada biji, namun biji tersebut tidak dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan, karena sifatnya steril.
           Buah sukun memiliki biji timbul yang bulat atau sedikit gepeng hingga terlihat sedikit persegi, warna dari biji ini kecoklatan dengan 2,5 centimeter yang diselubungi tenda bunga. Sukun tidak menghasilkan biji, dan tenda bunganya di bagian atas menyatu, membesar menjadi ‘daging buah’ sukun.
Tidak mengherankan bila sukun menarik minat para penjelajah Barat, yang kemudian mengimpor tanaman ini dari Tahiti ke Amerika tropis (Karibia) pada sekitar akhir 1780an untuk menghasilkan makanan murah bagi para budak di sana.

 Pemanfaatan Tanaman Sukun
           Buah sukun yang telah tua dapat direbus, digoreng, dibuat tepung dan keripik, serta dapat dibuat tape melalui fermentasi. Kayu tanaman sukun tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan, tetapi tidak baik untuk kayu bakar. Demikian pula, kayu tanaman keluwih. Buah keluwih umumnya dipanen muda untuk disayur. Bunga jantan tanaman sukun yang telah kering dapat dimanfaatkan sebagai obat nyamuk. Rebusan daun sukun atau daun keluwih dapat digunakan untuk obat penyakit kuning (hepatitis).

Syarat Tumbuhnya Tanaman Sukun

         Tanaman sukun baik dikembangkan di dataran rendah hingga ketinggian 1200 m dpl yang bertipe iklim basah. Curah hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun. Tanah aluvial yang mengandung banyak bahan organik disenangi oleh tanaman sukun. Derajat keasaman tanah seldtar 6-7. Tanaman sukun relatif toleran terhadap pH rendah, relatif tahan kekeringan, dan tahan naungan. Di tempat yang mengandung batu karang dan kadar garam agak tinggi serta sering tergenang air, tanaman sukun masih mampu tumbuh dan berbuah.



Demikian artikel tentang Budidaya Dan Pemanfaatan Tanaman Buah Sukun ini yang dapat saya tulis tunggu artikel selanjutnya, apabila artikel saya ini bermanfaat bagi anda sebagai pengunjung/ pembaca jangan lupa untuk share kepada teman-teman anda agar teman anda juga mendapatkan manfaatnya sehingga saya dapat pahala dan anda pun juga mendapatkan pahalanya karna sudah share. Terima kasih banyak sudah berkunjung di blog kami.

3 komentar:

  1. baru tahu ternyata hampir semua bagian dari tanaman sukun bisa dimanfaatkan.. terima kasih atas informasinya

    ReplyDelete
  2. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.com

    ReplyDelete
  3. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.cc

    ReplyDelete