Assalamualaikum sahabat alone, beberapa hari yang lalu saya telah
memposting artikel terkait 4 Ciri Dasar Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa, Dan pada hari ini tema nya masih
seputar pendidikan namun topik bahasannya berbeda dari yang lalu, hari ini
topiknya tentang peran seorang pengajar/ pendidik didalam mendidik peserta
didiknya. Sebelum berdiskusi mari kita lihat sekolah yang ada di lingkungan
sekitar kita, coba kita amati bagaimana seorang guru dalam mendidik siswa-siswi
nya apakah masih mengikuti sistem pengajaran zaman dulu yaitu mendidik dengan
keras dan membentak murid, atau mendidik muridnya dengan lembut dan penuh kasih
sayang. Dan jika sobat menjadi seorang pendidik maka manakah sistem pengajaran yang akan sobat gunakan?
Sebagai pengajar atau pendidik atau bahkan orang tua pasti pernah memarahi peserta didiknya/ anak didiknya ketika peserta didik tersebut melakukan kesalahan yang bisa membuat pengajarnya jengkel atau emosi. Memarahi peserta didik dengan membentaknya termasuk dalam bentuk kekerasan verbal yang bisa mempengaruhi psikis dan memiliki dampak negatif. Menjadi orang tua atau pendidik tidak harus dengan membentak, sebaiknya hindari membentak anak, ini 10 dampak membentak anak. Di sisi lain sebenarnya peserta didik kita tidak pantas dan bahkan tidak layak menjadi sasaran ketidakstabilan emosi pendidiknya, mungkin hal ini sering kali disadari oleh para pengajar/ pendidik, tapi keterbatasan dalam mengontrol emosi masih menjadi alasan utama bagi seorang pengajar/ pendidik.
Oleh karena itu, pengajar yang hebat itu adalah pendidik yang memahami psikologi anak didik atau siswanya. Anak atau peserta didik, selain bertumbuh secara fisik ia juga berkembang secara psikologis, ia kreatif dan ia juga akan menirukan sesuatu hal yang ia lihat dan ia dengar. Selain memahami psikologi anak didik, seorang pendidik yang baik juga harus menggali potensi diri yang ada didalam diri anak didiknya, melatih dan mengembangkan potensinya, dan juga mengajari thobiat yang baik seperti sikap rendah hati, ramah, sopan santun, kedisiplinan dll.
Silahkan simak artikel dibawah ini!!
318 × 159_ayahkita.blogspot.com
Pendidik Tegas Tidak
Harus Membentak
Mini Research: Potret Sekolah Kita
“Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Begitulah
bunyi pasal 31 ayat (1) yang tertuang dalam UUD 1945. Hak untuk mendapat
pendidikan adalah sama baik bagi anak normal maupun bagi Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK). Sedapat mungkin anak mendapatkan pendidikan yang layak bagi diri
mereka. Berdasarkan pengalaman yang terjadi di lapangan, beberapa anak
mendapatkan pengalaman yang kurang menyenangkan selama bersekolah, misalnya
kasus bullying yang marak terjadi atau bisa juga mendapat perlakuan yang tidak
sepantasnya dari pendidik. Pengalaman tersebut akan menimbulkan phobia terhadap
sekolah (school phobia) bagi anak.
Pada suatu waktu saya dan teman saya berkunjung ke salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) di kediri jawa timur. Pada hari sabtu, kegiatan belajar mengajar dilakukan di luar kelas dengan materi ketrampilan dan praktik ibadah. Setelah beberapa siswa selesai membaca iqra’ mereka diarahkan masuk ke musolla untuk bersiap mendengarkan ceramah.
Sontak kaget dengan wajah tercengang terlihat jelas di raut
muka teman saya. Bagaimana tidak? Seorang guru yang berada di dalam musolla
membentak dengan nada yang sangat keras sembari berkata “Kalian tidak akan saya
pulangkan kalau tidak bisa anteng”. Salah satu kejadian yang kerap terjadi di
lapangan. Memang jelas terlihat efek yang ditimbulkan dari bentakan tersebut
efektif membuat para siswa diam, namun, apakah metode tersebut benar-benar
cocok diterapkan dalam sekolah dengan landasan pendidikan inklusi? Tentu orang
awam yang tidak memiliki basic dalam manajemen mendidik khususnya pendidikan
luar biasa, sangat menyayangkan adanya kejadian tersebut. Memang jadi seorang pengajar atau pendidik itu sangat berat dan memiliki tanggung jawab yang besar, tapi bagaimanapun juga seorang pendidik harus berusaha tetap bersabar dalam menghadapi sikap anak didiknya, ini dia 9 solusi agar tidak membentak anak yang bisa anda terapkan sebagai seorang pendidik.
327 ×225_rdseciora.blogspot.com |
Dr. Eric Taylor (1988:63-64) mengungkapkan bahwa siklus konflik ketika anak-anak selalu membuat ulah akan berbenturan dengan otoritas orang dewasa, akibatnya disiplin menjadi semakin sulit diterapkan. Orang dewasa akan bereaksi marah terhadap ulah yang ditimbulkan si anak, sedangkan si anak sendiri mungkin bisa takut namun pada tahapan selanjutnya ia akan membalas dengan perlakuan yang sama. Memang pada zaman dahulu metode tersebut efektif digunakan, namun seiring berkembangnya zaman metode seperti pendekatan personal melalui kontak-kontak yang ramah, sikap tegas namun lembut, sikap tenang dan tulus dari hati pun bisa digunakan sebagai metode oleh seorang pendidik. Apalagi jika di ingat objek yang sedang dihadapi adalah anak berkebutuhan khusus.
Menurut seorang psikolog, yang biasa di panggil Eyang Putri dan memiliki yayasan sekolah yang sama di Sengkaling Malang dalam sebuah diskusi inspiratif menyebutkan bahwa anak berkebutuhan khusus cukup diberikan perhatian misalkan dengan menyentuh tangan dan menatap matanya maka dia akan merasakan ketulusan dan akan bersikap baik terhadapmu. Seorang pendidik seharusnya bisa mengendalikan emosinya, bersikap tegas tetapi lembut dan bersikap konsisten itu perlu dan bisa dijadikan resep untuk mendisiplinkan siswa. Ajakan dan pengarahan yang intensif, serta pendekatan personal dengan mencari tahu akar permasalahan siapa yang menyebabkan masalah tanpa menyebabkan masalah yang baru.
Demikian artikel Pendidik Tegas Tidak Harus Membentak yang dapat saya posting semoga menambah wawasan anda sebagai bahan bacaan, jangan lupa like, share and coment di kotak komentar yang tertera di bawah. Terima kasih banyak sudah menyempatkan mampir di blog saya.
warning: Bagi anda seorang blogger yang ingin meng-copy paste artikel saya harap sertakan link sumber, dengan begitu anda mematuhi aturan dan menghargai penulis. Namun alangkah baiknya jika anda menulis artikel dengan pemikiran anda sendiri, itu malah terlihat hebat.
dibutuhkan kesabaran yang tinggi bagi seoarang guru yang bijak. membentak malah membuat muridnya semakin melawan bahkan mendendam
ReplyDeleteterima kasih sudah respeck dengan postingan diatas.
ReplyDeleteiya betul bro,,,memang seorang pendidik itu harus super sabar menghadapi murid yang karakternya berbeda-beda, bahkan klo di bentak itu bisa mempengaruhi psikis nya.
Bisakah Anda memberikan contoh strategi atau pendekatan alternatif yang disarankan dalam postingan untuk mengelola perilaku siswa secara efektif tanpa harus membentak atau membentak? Greeting : Telkom University
ReplyDelete